Topeng Sandiwara



0 comments
photo: pintrest

Wajah mereka seperti kertas pengumuman ujian. Ada ‘kepastian’. Di rautnya tertuliskan beberapa skenario yang akan mereka ungkapkan. Katanya mereka begitu mengerti, katanya mereka pernah berada di posisi ini. Mengangguk-anggukan kepala, wajah dilukis cat warna kelabu lalu seakan-akan begitu peduli padaku. Karena kata-kata yang berhamburan keluar pintu mulutku, mereka seakan bergegas menyusun drama agar tidak dicap tak berhati. Lalu lahirlah peduli basa-basi.
Mereka bukan memancing bahagia, tapi meminta tepuk tangan saja. Skenarionya sukses berjalan sesuai ekspektasi pemirsa. Entahlah mereka harus latihan berapa lama sampai-sampai memerankannya luar biasa. Hey, kau mengerti apa? Berapa bagian dari hatiku yang kau mengerti lalu seenaknya kau deskripsikan sesuka diri? Memangnya dengan hanya berucap, segala kesedihanku akan lenyap?
Berapa banyak yang tidak setuju protesku ini? Apa kalian bagian pemuja kepura-puraan juga? Atau penonton setia opera basa-basi?

by: Astry Indrawati

0 comments:

Post a Comment

newer post older post